INDO EKSPRES, MANGGARAI TIMUR II NTT – Curah hujan di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sejauh ini masih rendah. Hal ini menyebabkan suhu panas serta cuaca terik.
Kepala poksi Stasiun Meteorologi David Constantijn Saudale R0te Ndao, Prima M. Amal0 membeberkan, penyebab pertama, wilayah NTT mengalami curah hujan rendah adalah dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Situasi ini diprediksi akan bertahan hingga April 2024.
Kedua, adanya hambatan aliran massa udara basah dari Asia (Monsun Asia) ke arah selatan Ekuator (termasuk wilayah NTT). Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas sirkulasi siklonik yang membentuk pola tekanan rendah di sekitar Laut Natuna sebelah barat Kalimantan Barat.
Lalu penyebab yang ketiga yang mendukung rendahnya curah hujan di NTT adalah dipengaruhi oleh sedikitnya kandungan uap air di sekitar Selatan Ekuator (termasuk wilayah NTT).
Prima memprediksi, untuk satu minggu ke depan hingga 7 Januari 2024, wilayah NTT pada umumnya masih cerah berawan dan berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan dan sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah, khususnya di wilayah dataran tinggi.
Selain itu, Ia juga memberi rekomendasi dalam menghadapi cuaca yang terjadi.
“Masyarakat diperlukan untuk menjaga stamina dan hidrasi tubuh saat beraktifitas dengan banyak mengonsumsi air putih”, ujar Prima kepada awak media, Selasa(02/01/2024).
Ia juga turut mengimbau Pemerintah Daerah, sektor terkait dan masyarakat untuk terus memantau dan menjadikan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini cuaca ekstrem, sebagai rujukan untuk aksi dini dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh adanya bencana Hidrometeorologi seperti, tanah longsor, pohon tumbang, sambaran petir dan banjir maupun banjir bandang.
Selain itu, masyarakat dianjurkan agar selalu memantau perkembangan informasi dan peringatan dini cuaca ekstrem BMKG melalui Stasiun Meteorologi David Constantijn Saudale Rote Ndao dengan layanan informasi cuaca 24 jam 7 hari pada platform media sosial dan aplikasi BMKG.
Oleh : Erwin Taram
Editor : Redaktur editor