Guncangan Gempa M 6,6 di NTT, Merusakkan Rumah Warga dan Bangunan Gereja

Guncangan Gempa M 6,6 di NTT, Merusakkan Rumah Warga dan Bangunan Gereja
Foto Ilustrasi: Guncangan Gempa M 6,6 di NTT, Merusakkan Rumah Warga dan Bangunan Gereja.

Manggarai, Indo EkspresGempa kuat mengguncang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (2/11/2023), pukul 05.04 waktu Wita. Kekuatan fenomena geologi tersebut mencapai magnitudo (M) 6,6. Warga panik saat peristiwa itu terjadi.

Gempa dirasakan kuat dengan periode waktu berbeda, seperti di Kab. Kupang serta Kab. Timor Tengah Selatan (TTS).

Warga NTT merasakan durasi yang lebih panjang, kurang dari 6 menit. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa M 6,6 dengan kedalaman 10 km sebagai parameter gempa.

Pusat gempa berada 24 km Tenggara Kota Kupang atau 41 km barat daya Kab. Kupang, NTT.

BMKG merilis kejadian tersebut tidak berpotensi tsunami.

Guncangan gempa yang terjadi pada kamis dini hari tersebut salah satunya yang dirasakan dan terjadi di kab. Timor Tengah Selatan.

Dampak Gempa pada Fasilitas Umum dan Rumah di NTT.

Atas fenomena itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) Ambrosius Kodo memaparkan dampak guncangan gempa bumi magnitudo 6,6 yang terjadi pada Kamis (2/11/2023) pukul 05.04 Wita.

Ada tiga kabupaten/kota yang terdampak. Yakni, Kota Kupang, Kab. Kupang, dan Kab. Timor Tengah Selatan (TTS).

“Sampai dengan saat ini, tercatat tiga kabupaten/kota yang dilaporkan terdampak gempa bumi 6,6 magnitudo,” ujar Ambrosius kepada awak media, Kamis (2/11/2023).

Ambrosius menjelaskan fasilitas umum di Kota Kupang yang mengalami kerusakan sedang, yaitu kantor Gubernur NTT, kantor pusat bank NTT, kantor DPRD NTT, Transmart Kupang, gereja Betel Oesapa Klasis Kota Kupang, dan 10 rumah warga.

Kemudian, Kabupaten Kupang yaitu, kantor Bupati Kupang, kantor Pendapatan Aset Daerah Kabupaten Kupang, Panti Asuhan Anak Riang, Gereja GMIT Jemaat Imanuel Tunhuit, Gereja Laharoi Tugu, Gereja GMIT Pniel Koka, Pos Polisi Baun, dan lima rumah warga.

Sedangkan di kabupaten Timor Tengah Selatan, yaitu SD Inpres Nifubia di Desa Ofu, Kecamatan Kolbano, juga rusak sedang.

“Kami sudah upayakan Tim Reaksi Cepat untuk melakukan kaji cepat dampak bencana gempa bumi pada lokasi-lokasi terdampak.

Kami juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, TNI dan Polri untuk melakukan pendataan,” jelasnya.

Hanya Satu Rumah yang Terdampak di Desa Honuk

Informasi yang dihimpun detikBali, rumah warga di Kecamatan Amfoang Barat Laut, Amfoang Barat Daya, dan Amfoang Tengah, masing-masing satu rumah juga terdampak. Ada yang rusak total dan sebagian besar tembok rumah roboh.

Rumah Warga Rata dengan Tanah. Gempa bumi berkekuatan 6,6 magnitudo mengakibatkan rumah milik Nehemia Ndun di RT 03, RW 02, Desa Honuk, Kec. Amfoang Barat Laut, Kab. Kupang, NTT rata dengan tanah, Kamis (2/11/2023).

“Ya benar. Kondisinya rata dengan tanah,” ujar Kepala Desa Honuk Mateos Nainel.

Mateos memastikan untuk wilayah Desa Honuk, hanya rumah milik Nehemia saja yang terdampak. Sementara bangunan gereja, sekolah, posyandu, kantor desa dan fasilitas umumnya lainnya dipastikan aman.

“Hanya satu rumah saja yang terdampak, fasilitas umum lainnya masih aman,” katanya.

Mateos merinci kerugian yang dialami oleh Nehemia diperkirakan mencapai Rp 25 juta. Sebab, sejumlah barang dalam rumah seperti lemari, parabot rumah, kursi dan tempat tidur rusak total.

Warga Bekerja Sama untuk Membangun Rumah Darurat

Mateos mengaku, usai kejadian itu, langsung memimpin warganya untuk membangun rumah darurat agar Nehemia dan keluarganya bisa berlindung.

“Kami sudah melakukan pendataan. Untuk rumah yang rusak, saya dengan warga sudah bangun rumah darurat,” terangnya.

Sementara, itu Nehemia mengaku saat kejadian, dia sedang tidur nyenyak. Betapa kagetnya pria berusia 53 tahun itu, ketika bangunan semi permanen rumahnya sudah roboh.

Saat itu, pun dia langsung berlari keluar untuk menyelamatkan diri.

“Saya sama sekali tidak sadar karena sedang nyenyak.
Saya baru sadar ketika rumah sudah roboh,” ceritnya dalam bahasa Dawan Timor.

Beruntungnya, Nehemia mengisahkan, malam itu, dia tidur sendirian.
Sementara istri dan sejumlah anaknya tidur di dapur.

Menurutnya, jika mereka semua tidur dalam rumah tersebut pada saat itu, maka pasti ada yang mengalami luka-luka.

“Beruntung saya tidur sendiri, kalau semua tidur dalam rumah pasti ada yang luka karena kejadiannya secara tiba-tiba. Tapi bersyukur kami semua aman, surat-surat penting juga aman,” kisahnya.

Share withe your media social

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *