Empat Lawang, Indo Ekspres – Seorang ayah bernama Firdaus (18), warga Desa Batu Ampar, kecamata lintang kanan kabupaten empat Lawang Sumatera Selatan diduga telah menganiaya anak kandungnya yang baru berusia 1,5 bulan hingga meninggal dunia.
Peristiwa ini bermula pada hari Selasa, 14 Mei 2024, ketika kedua orang tua bayi, Firdaus dan istrinya, Sefri (17), menitipkan anak mereka kepada neneknya di Desa Lesung Batu.
Dua hari kemudian, pada Kamis, Firdaus meminta agar anaknya dikembalikan ke rumah mereka di Batu Ampar.
Ketika tiba di rumah, Firdaus menggendong anaknya dan membawanya ke dalam kamar. Namun, saat bayi tersebut mulai menangis, Firdaus menjadi marah.
Ketika Sefri meminta untuk menggendong anaknya, Firdaus menolak. Permintaan Sefri yang tak dihiraukan membuatnya marah, hingga Firdaus menamparnya.
Sefri yang ketakutan kemudian bergegas keluar rumah mencari bantuan dari tetangga. Dia meminta agar anaknya diantar ke Desa Muara Danau oleh saudarinya, Fika.
Namun, sesampainya di sana, mereka menemukan tubuh bayi Niko sudah lebam, diduga akibat dianiaya oleh ayahnya sendiri.
Dengan cepat, bayi tersebut dilarikan ke Puskesmas Muara Pinang, namun kondisi Niko yang serius membuat Puskesmas merujuk bayi ke Rumah Sakit Empat Lawang di Tebing Tinggi.
Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, bayi Niko harus menghadapi kenyataan pahit. Bayi tersebut menghembuskan napas terakhirnya. Jenazahnya kemudian dibawa pulang dan dimakamkan di Desa Lesung Batu pada pukul 18.30 WIB.
Peristiwa ini mengguncang warga Desa Batu Ampar dan sekitarnya. Banyak yang tidak percaya seorang ayah bisa tega melakukan tindakan sekejam itu kepada anak kandungnya sendiri.
Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang apa yang mendorong Firdaus untuk melakukan perbuatan yang begitu mengerikan.
Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif di balik tindakan brutal Firdaus. Beberapa tetangga dan saksi mata telah dimintai keterangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi sebelum dan setelah kejadian.
Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga mengguncang masyarakat setempat.
Banyak warga yang merasa cemas dan takut, terutama para ibu yang memiliki anak kecil. Semoga kasus ini bisa segera diusut tuntas dan peristiwa serupa tidak terulang lagi. (Dam)