Pondok Pesantren Ma’had Sengon Cinere Gelar Acara Rayakan HUT RI Ke-78

Diskusi Kemerdekaan: Refleksi Rasa Syukur Generasi Islam dalam Mengisi Kemerdekaan

Cinere, Indo Ekspres-Pimpinan Pondok Pesantren Ma’had Sengon Cinere Kiai Hasan Asyari menggelar acara dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tahun. Melalui sebuah acara diskusi yang berfokus pada pemahaman tentang kemerdekaan dalam konteks agama dan kehidupan manusia. Acara ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Ma’had Cinere, Rabu 16/8/2023.

Diikuti oleh para santriwan dan santriwati serta pemateri dari Pondok Pesantren Tanwirul Anwar, Kiai Khairul Fahmi acara tersebut berlangsung meriah dan penuh khikmat.

Kiai Hasan Asyari, pimpinan Pondok Pesantren Ma’had Sengon Cinere selaku tuan rumah mengawali sambutannya dengan mengucapkan terima kasih atas kehadiran pada pemateri yang hadir dalam acara tersebut.

Dalam sambutannya ia menjelaskan bahwa acara ini berlangsung berkat terlahirnya ide saat silaturahim antara dirinya dan Kiai Khairul Fahmi beberapa hari lalu.

Dirinya menyadari bahwa dalam mendidik generasi muda, Pihaknya memiliki peran penting.

“Kami memiliki tanggung jawab bersama untuk melanjutkan semangat perjuangan dan pengabdian kepada agama dan bangsa.” tuturnya saat menyampaikan sambutan.

Setelah sambutan tersebut berlangsung Kiai Khairul Fahmi selaku pimpinan Pondok Pesantren Tanwirul Anwar kemudian memulai diskusi yang merupakan inti dari acara tersebut.

Dengan konsep kemerdekaan, Ia mengungkapkan ketika melihat sejarah peradaban manusia, kita menyadari bahwa tidak ada individu yang benar-benar merdeka sepenuhnya. Bahkan sehebat apapun seseorang, selalu ada ketergantungan dan keterikatan pada hal-hal di sekitarnya.

Dalam paparannya, Kiai Khairul Fahmi mengilustrasikan bahwa seorang guru yang dianggap sangat berilmu dan berpengaruhpun tidak bisa lepas dari keterlibatan dalam kehidupan sehari-hari.

“Seperti contohnya tuan guru di samping saya, meskipun memiliki pengaruh besar dalam pendidikan namun dari sisi lain tetap ada tanggung jawab sebagai suami dan orang tua,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dirinya berpendapat bahwa konsep kemerdekaan yang absolut adalah ilusi. Kemerdekaan individu selalu diiringi oleh tanggung jawab sosial dan ketergantungan pada lingkungan sekitar.

Bahkan Adam sendiri yang menikmati surga tetap terbatas, dalam Al-Quran disebutkan, وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَة yang artinya kemerdekaan manusia dibatasi. Adam dilarang mendekati pohon tersebut, meskipun hanya satu pohon.

“Ini berarti hal yang halal lebih banyak daripada yang haram.” jelasnya.

Kiai Khairul Fahmi menegaskan asumsinya bahwa meskipun Indonesia telah meraih kemerdekaan, menurutnya negara ini masih belum bebas dari bentuk penjajahan lain.

“Kita sendiri belum mampu melepaskan diri dari penjajahan”, singkat Kiai.

Beliau menganalogikan teknologi modern bisa juga menjadi sebagai penjajahan apabila tidak tepat dalam penggunaanya.

“Seperti penggunaan teknologi HP, jika tidak digunakan dengan bijak, kita telah dikuasai. Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan HP.” tutur Kiai Khairul Fahmi.

Akhirnya beliau menyimpulkan “bahwa kemerdekaan mutlak hanya dapat diraih setelah kita meninggalkan dunia ini”, Tutupnya.(@Irwan)

Share withe your media social

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *